Final Fantasy 12 merupakan sebuah karya RPG yang menghadirkan revolusi signifikan dalam franchise legendaris Square Enix. Perbedaan mendasar game ini terletak pada komposisi tim kreatif yang sebagian besar berasal dari studio Quest, pengalaman panjang mereka dalam menggarap game taktis seperti Ogre Battle dan Tactics Ogre.
Dunia Ivalice dalam Final Fantasy 12 menjadi contoh sempurna konstruksi worldbuilding yang matang dan kompleks. Tidak seperti game Final Fantasy sebelumnya yang cenderung berfokus pada narasi emosional remaja, game ini menawarkan cerita politis yang sophisticated, mengeksplorasi dinamika kekuasaan, konflik antarkerajaan, dan kompleksitas hubungan sosial dengan kedalaman yang menakjubkan.
Yatsumi Matsuno, desainer utama awal game, membawa visi artistik dan naratif yang unik. Latar belakangnya dari Quest memungkinkannya menciptakan dunia dengan detail arsitektur, struktur sosial, dan sistem politik yang sangat kompleks. Meskipun demikian, perjalanan produksi game tidak selalu mulus. Matsuno mengalami masalah kesehatan yang membuatnya mundur dari proyek, dengan Hiroyuki Ito akhirnya mengambil alih kendali produksi.
Sistem pertarungan dalam Final Fantasy 12 berbeda dengan seri sebelumnya yaitu Final Fantasy XI yang merupakan inovasi terbaru. Mekanisme “Gambit” memperkenalkan tingkat strategi dan kustomisasi yang belum pernah ada sebelumnya dalam seri ini. Pemain dapat mengatur perilaku karakter dengan script yang kompleks, menciptakan pengalaman bermain yang lebih dinamis dan personal.
Desain visual game sangat dipengaruhi oleh pengalaman tim di game sebelumnya seperti Vagrant Story. Tekstur poligonal yang detail, palet warna yang terkendali, dan estetika arsitektur yang kaya menciptakan dunia yang terasa hidup dan autentik. Setiap lokasi, dari kota metropolitan hingga padang gurun, memiliki identitas visual dan atmosfer yang unik.
Soundtrack yang dikomposeri oleh Hitoshi Sakimoto – komposer legendaris dari Vagrant Story dan Final Fantasy Tactics – turut memperkaya pengalaman dunia Ivalice. Musik orchestral yang kompleks menggambarkan nuansa politis dan epik dari narasi game.
Karakter utama seperti Vaan, Ashe, Balthier, dan Fran memiliki kedalaman motivasi yang berbeda dari karakter Final Fantasy sebelumnya. Mereka tidak sekadar protagonis sederhana, tetapi individu dengan latar belakang politis dan personal yang rumit, yang terlibat dalam konflik berskala besar namun tetap mempertahankan dimensi personal.
Menariknya, game ini juga menjadi titik balik dalam sejarah produksi game Square. Beberapa anggota tim yang terlibat dalam Final Fantasy 12 nantinya akan bergabung dengan Mistwalker, studio milik Hironobu Sakaguchi, menandakan era transisi dalam industri game Jepang.
Final Fantasy 12 dapat dianggap sebagai kulminasi eksperimen naratif dan mekanis yang dimulai dalam Final Fantasy Tactics. Game ini membuktikan bahwa RPG Jepang dapat menawarkan narasi dewasa, sistem gameplay inovatif, dan worldbuilding yang kompleks tanpa kehilangan esensi keajaiban dan petualangan.
Warisan Final Fantasy 12 tidak hanya terletak pada inovasinya, tetapi juga pada kemampuannya menghadirkan dunia yang terasa hidup, kompleks, dan bermakna – sebuah pencapaian yang jauh melampaui batasan genre RPG pada masanya.