Waralaba Final Fantasy telah menjadi bagian integral dari jati diri banyak penggemarnya. Dalam sebuah artikel tahun 2011 tentang “RPGs as Therapy,” kita membahas bagaimana game-game dalam seri ini, khususnya, telah membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, perjalanan kita dengan Final Fantasy 13 (FFXIII) baru dimulai belakangan ini karena kita tidak memiliki konsol generasi sebelumnya. Meski dihadapkan pada kritik tajam, kita tetap yakin bahwa Final Fantasy 13 tidak seburuk yang dibicarakan orang. Fandom kita terhadap seri ini akan membantu kita menikmati setiap momen dari perjalanan ini.
Final Fantasy selalu dikenal karena kemampuannya untuk berinovasi sambil tetap mempertahankan elemen magis dan epik yang menjadi ciri khasnya. Namun, di antara semua iterasi, Final Fantasy 13 mungkin adalah yang paling kontroversial. Meskipun kita pernah bercanda tentang buruknya Final Fantasy XII, kita harus mengakui bahwa Final Fantasy 13 membawa pengalaman yang jauh lebih mengecewakan. Setelah menghabiskan lima puluh jam dalam permainan ini, kita mencoba mengevaluasi apa yang secara objektif baik dan buruk sambil mengesampingkan perasaan subjektif kita.
Cerita dan Karakter: Awal yang Menjanjikan
Pada awalnya, Final Fantasy 13 memberikan kesan yang cukup menarik. Ceritanya dimulai dengan sekelompok penduduk desa yang melarikan diri dari “pembersihan,” tetapi sekelompok pahlawan yang tangguh memiliki rencana lain. Karakter-karakter utamanya memiliki alasan masing-masing untuk bertarung, yang membuat mereka terasa hidup dan penuh warna. Awalnya, cerita ini berhasil membuat kita peduli dengan setiap karakter. Berbeda dengan banyak seri final fantasy lainnya, konflik di antara para pahlawan sangat minim. Setiap karakter memiliki latar belakang unik dengan motif yang masuk akal dan mengharukan.
Namun, sekitar pertengahan permainan, cerita mulai kehilangan daya tariknya. Karakter-karakter yang awalnya memiliki perbedaan mendalam tiba-tiba bersatu tanpa penjelasan yang memadai. Momen-momen penting yang seharusnya menggali tema pengampunan dan refleksi mendalam justru diselesaikan dengan cara yang terburu-buru dan kurang meyakinkan. Transisi cerita yang tidak mulus ini menyia-nyiakan potensi besar untuk menghadirkan narasi yang lebih kaya dan bermakna.
Alur Cerita Final Fantasy 13 Yang Membingungkan
Salah satu aspek yang membuat Final Fantasy 13 sulit dinikmati adalah alur ceritanya yang membingungkan. Cerita ini melibatkan dua faksi yang saling bertarung, dengan penduduk yang dimanipulasi oleh dewa-dewa setengah bernama Fal’Cie. Protagonis kita menjadi l’Cie, individu yang diberi misi tertentu oleh Fal’Cie. Jika mereka gagal, mereka akan berubah menjadi monster; jika berhasil, mereka akan menjadi kristal selamanya. Tema utama permainan ini adalah tentang menentukan nasib sendiri, namun eksekusinya terasa kurang solid. Alur cerita yang rumit dan sulit diikuti membuat pemain kesulitan memahami narasi secara mendalam.
Sistem Pertarungan Final Fantasy 13 Inovatif tapi Melelahkan
Gameplay adalah salah satu alasan utama banyak orang memainkan Final Fantasy, dan Final Fantasy 13 memiliki sistem pertarungan yang menarik dalam teori. Sistem Paradigm memungkinkan pemain untuk mengubah “pekerjaan” karakter di tengah pertarungan, yang menambah elemen strategi. Sayangnya, meskipun konsep ini menarik, eksekusinya menjadi sangat melelahkan seiring waktu. Pertarungan menjadi terlalu linear dan monoton, dengan pemain sering kali hanya menggunakan Auto Battle untuk efisiensi.
Pergeseran paradigma adalah elemen kunci dalam menentukan kemenangan, tetapi sayangnya, ini tidak cukup untuk menjaga gameplay tetap menarik. Pertarungan bos yang panjang dan berulang menambah kelelahan, dengan sedikit variasi dalam strategi yang diperlukan. Sistem Crystarium, yang mirip dengan Sphere Grid di FFX, memberikan jalur perkembangan karakter yang unik, tetapi linearitasnya membatasi eksplorasi dan kebebasan pemain.
Dunia yang Linear dan Visual yang Indah
Salah satu kritik utama terhadap Final Fantasy 13 adalah linearitas dunianya. Eksplorasi, yang menjadi ciri khas seri FF, sangat minim dalam permainan ini. Hanya ada satu bagian yang memungkinkan eksplorasi bebas, tetapi bahkan itu terasa terbatas. Meskipun demikian, dunia Final Fantasy 13 sangat indah secara visual. Lingkungannya yang detail dan sinematografi yang apik membuat pengalaman bermain tetap menyenangkan secara estetika.
Visual dan karya seni dalam FFXIII adalah salah satu aspek terkuatnya. Dengan grafik yang memukau dan desain karakter yang menarik, permainan ini menonjol dalam hal presentasi visual. Musik dan suara juga berperan penting dalam menciptakan atmosfer yang imersif, meskipun variasi musiknya terbatas.
Sebuah Cerita Game Yang Membingungkan
Final Fantasy 13 adalah sebuah pengalaman yang penuh dengan kontradiksi. Di satu sisi, ia menawarkan visual yang memukau dan sistem pertarungan yang inovatif. Di sisi lain, alur cerita yang membingungkan, karakter yang kurang dikembangkan, dan linearitas yang membatasi membuat permainan ini sulit untuk dinikmati sepenuhnya. Bagi penggemar setia Final Fantasy, Final Fantasy XIII mungkin masih memiliki daya tarik tersendiri, tetapi bagi mereka yang mencari pengalaman RPG yang mendalam dan memuaskan, game ini mungkin tidak memenuhi harapan.
Meski begitu, Final Fantasy 13 tetap menjadi bagian penting dari waralaba Final Fantasy, yang terus berevolusi dan menawarkan sesuatu yang baru dalam setiap iterasinya. Bagi mereka yang penasaran, permainan ini masih layak untuk dicoba, meskipun dengan ekspektasi yang disesuaikan.